Rabu, 20 Januari 2010

Sinopsis Buku Tradisi Sedekah Kampung Peradong



Sebuah tradisi warisan nenek moyang yang ada di kepulauan Bangka Belitung, dan telah dilakukan selama puluhan tahun, bahkan kemungkinan telah lebih dari seratus tahaun. Warisan tradisi tersebut dilakukan masyarakat Peradong dalam setiap tahun bertepatan dengan bulan Maulid (Rabiul Awwal). Tradisi tersebut dilakukan bertujuan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad, sebagai wujud kecintaan masyarakat peradong terhadap belaiu.


Dilihat dari corak dan gayanya, tradisi ini dipengaruhi tradisi orang dari Sulawesi Barat, Betawi (Jakarta), dan Aceh. Kemiripan ini dapat dilihat pada pelaksanaan sunat kapong dan tamat ngaji (khataman al-Qur’an). Seperti halnya “Upacara Daur hidup Adat Betawi”, yang di dalamnya terdapat sunat yang dilakukan secara tradisional oleh bengkong. Sedangkan di Sulawesi Barat dapat dilihat pada Pesta Adat Sayyang Pattudu, yang dirayakan untuk mensyukuri anak-anak yang katam (tamat) al-Qur’an.


Untuk kebenarannya belum diketahui, hanya saja menurut informasi masyarakat Peradong, tradisi tersebut telah ada sebelum Indonesia merdek, walaupun sempat terhenti dan akhirnya dihidupkan kembali setelah kemerdekaan Indonesia.


Dalam buku ini pembaca akan mendapatkan sedikit pemahaman dan pengetahuan tentang prosesi dan ritual yang terdapat dalam tradisi Sedekah Kampung di Peradong.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلَوةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَـ شِعِينَ

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.

Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,

kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

(Al-Baqarah: 45)